Ecological Justice in the Implementation of Regional Spatial Planning Policy of Pangkalpinang City, Bangka Belitung Islands Province

Authors

  • Dwi Jati Marta Sekretariat Daerah Kabupaten Bangka, Jl. A. Yani Jalur Dua Pemda, Sungailiat and 33215, Indonesia
  • Tika Pustika Fersari Puskesmas Pangkalbalam, Jl. RE Martadinata 21, Depati Bahri, Pangkalpinang and 33129, Indonesia

Keywords:

Ecological Justice, Policy, Regional, Spatial Planning

Abstract

This research analyzes the fulfillment of ecological justice in the implementation of spatial planning policies in Pangkalpinang City, with reference to the international framework of Sustainable Development Goal (SDG) 11. The study focuses on how ecological justice is realized in the spatial planning process in Pangkalpinang. Using Kuehn's concept of Ecological Justice, the research examines regional spatial planning policies through four key aspects: distributive, corrective, procedural, and social justice. A qualitative research method with an exploratory descriptive approach was employed, utilizing literature review, interviews, and observations for data collection. The findings indicate that while distributive justice is reflected in various programs, a major challenge remains in ensuring sufficient urban green spaces. In terms of corrective justice, environmental policies are in place, but law enforcement needs to be strengthened. Regarding procedural justice, policy formulation does not adequately prioritize community needs, and public participation, particularly from communities and NGOs, remains limited. In the aspect of social justice, many community production lands, green open spaces, and protected areas—such as swamps—are being converted into economic and residential zones. This issue is further exacerbated by government regulations that contribute to environmental degradation. These findings highlight the need for more effective policy formulation and implementation to enhance ecological justice in Pangkalpinang City.

References

Adrianto, A. (2022). Perspektif Keadilan Lingkungan RTRW Kota Pangkalpinang oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Universitas Bina Bangsa.

Amindoni, A., & Adzkia, A. (2021, February 11). Banjir dan bencana beruntun di tengah cuaca ekstrem, “Menurut pemerintah itu anomali cuaca, kami menyebutnya krisis iklim.” BBC News Indonesia. https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-56007558

Budianingrum, D. M., Fathurrochman, F., & Marom, A. (2015). Evaluasi Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Ke Non Pertanian Di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Indonesian Journal of Public Policy and Management Review, 4(3), 186–197.

Fahrezi, M. A. (2018). Rencana Pengembangan Ruang Terbuja Hijau Publik Kota Pangkalpinang [Universitas Pasundan]. http://repository.unpas.ac.id/39858/

Hasanah, D. A. (2024, June 28). Ada 27 Titik Rawan Banjir di Pangkalpinang, Bukit Tani dan Kawasan Pesisir Paling Cepat Tergenang. Bangkapos. https://bangka.tribunnews.com/2024/06/28/ada-27-titik-rawan-banjir-di-pangkalpinang-bukit-tani-dan-kawasan-pesisir-paling-cepat-tergenang

Ivoni, D. (2019). Analisis dampak alih fungsi lahan pertanian sawah terhadap pendapatan dan sistem kehidupan rumah tangga Petani di kecamatan darul imarah kabupaten aceh besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 4(1), 437–449. http://www.jim.unsyiah.ac.id/JFP/article/view/9918

Karina, K., Kusuma, H. E., & Primasari, L. (2017). Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017, E053–E060. https://doi.org/10.32315/ti.6.e053

Kuehn, R. R. (2000). A Taxonomy of Environmental Justice. Environmental Law Reporter, 30.

Kurniasih, N. (2024). Kawasan Kumuh di Pangkalpinang Berkurang. Negeri Laskar Pelangi. https://negerilaskarpelangi.com/2024/05/04/kawasan-kumuh-di-pangkalpinang-berkurang/

Kusumastuti, H. (2024). 10 Provinsi di Indonesia dengan Bencana Terbanyak di Musim Penghujan (2023/2024). Goodstats. https://data.goodstats.id/statistic/10-provinsi-di-indonesia-dengan-bencana-terbanyak-di-musim-penghujan-20232024-Cm8YI

Nugraha, A. (2022). Perspektif Keadilan Lingkungan RTRW Kota Pangkalpinang oleh Dinas PUPR. Universitas Bina Bangsa.

Pristiandaru, D. L. (2023, May 17). Mengenal Tujuan 11 SDGs: Kota dan Permukiman Yang Berkelanjutan. Kompas. https://lestari.kompas.com/read/2023/05/17/080000686/mengenal-tujuan-11-sdgs--kota-dan-permukiman-yang-berkelanjutan

Rahmah, R. A. (2019). Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Perumahan di Kabupaten Jember [Universitas Jember]. https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/98849

Rasyid, N. A. (2024). Statistik Banjir dalam 10 Tahun Terakhir. Goodstats. https://data.goodstats.id/statistic/statistik-banjir-dalam-10-tahun-terakhir-j6iDl

Suweda, I. W. (2011). Penataan Ruang Perkotaan yang Berkelanjutan, Berdaya Saing dan Berotonomi : Suatu Tinjauan Pustaka. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, 15(2).

WALHI. (2016). Stop Alih Fungsi dan Reklamasi Rawa Pangkalpinang. Wahana Lingkungan Hidup. https://walhisumsel.or.id/2016/08/30/walhi-babel-stop-alih-fungsi-dan-reklamasirawa-palembang/.

WALHI. (2020). Tinjuauan Lingkungan Hidup Kepulauan Bangka Belitung. Wahana Lingkungan Hidup.

Wibisana, A. G. (2017). Sebuah Pengantar Berdasarkan Taksonomi Keadilan. Mimbar Hukum, 29(2), 292–307.

Yuliusman, Y. (2022). Perspektif Keadilan Lingkungan RTRW Kota Pangkalpinang oleh WALHI. Universitas Bina Bangsa.

Zainab. (2017). Dampak Sosial Ekonomi Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Masyarakat Petani (Studi Kasus Desa Tunggul Wulung, Kecamatan Lowokwaru, Malang). Jurnal Ilmiah.

Downloads

Published

31-01-2025

How to Cite

Marta, D. J., & Fersari, T. P. (2025). Ecological Justice in the Implementation of Regional Spatial Planning Policy of Pangkalpinang City, Bangka Belitung Islands Province. Research and Advocacy Journal in Social Sciences and Humanities, 11(1), 1–13. Retrieved from https://renai-journal.percik.or.id/index.php/renai/article/view/13